eBotMi

Sumeleh adalah bersandar pada yang Maha Kuasa. Sumeleh bukanlah kepasrahan pasif, namun adalah sebuah kekuatan ketika pada puncaknya manusia berada pada titik keangkuhan, sehingga pada akhirnya ia harus mengakui.
Adalah Allah di atas segalanya, tempat persinggahan yang sering dilupakan, dan seringkali baru disapa jikalau semua jalan sudah tertutup.

Sumeleh adalah tawakal, adalah keikhlasan menerima-Nya, sebagai sandaran hidup. Ketika kehidupan begitu kerasnya, ketika tak ada pegangan dalam mengarungi belantara hidup, ketika segala cinta tak bermakna.
Ketika semua hanya fatamorgana, ketika segalanya sirna, ketika waktu tak lagi memberikan kita 1 detik nafaspun. Kemana kita akan berlari ?

Akhirnya apapun yang dilakukan manusia, “sumeleh”kan hati agar kita dapat menggapai kebahagiaan sejati. Kebahagiaan jika esok bertemu dengan-Nya, dalam pertemuan Abadi. Pertemuan yang tak lapuk oleh masa, pertemuan selama-lamanya.
Sementara di dunia, kita hanya sekedar mampir saja sebagai seorang musafir kelana, dunia yang bukan tujuan, melainkan kendaraan saja menuju kampung akherat.

Wass.wrwb.